CHANELBANTEN.com – Nilai dolar AS terhadap rupiah terus mengalami kenaikan. Pada perdagangan akhir pekan lalu mata uang negeri ‘Paman Sam’ itu tembus diangka Rp 14.844.
Mengutip data Reuters awal tahun dolar AS berada di kisaran Rp 13.281 ini artinya rupiah sudah tertekan 11,7% terhadap dolar AS.
Namun, kenaikan dolar AS dianggap hal yang tidak mengejutkan bagi sejumlah pengusaha. Para pengusaha sudah memprediksikan kondisi ini.
kalangan pengusaha sudah memperhitungkan kondisi ini. Karena pengusaha sudah memiliki perhitungan terkait cost of fund (cof) atau biaya akan naik dan pilihannya dibebankan ke konsumen atau menaikkan harga. Kemudian mengurangi keuntungan atau efisiensi atau keduanya dilakukan.
Dilansir dari detik.com, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mengatakan pihaknya sudah ekspektasi dan buat perkiraan soal kenaikan dolar AS.
“Jadi kalau menurut kami, dunia usaha seperti itu ke depannya memang masih berekspektasi ada tekanan terhadap rupiah. Karena masih ada kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS dan pemerintah harus berupaya melakukan kebijakan untuk menahan current account deficit,” kata Rosan di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Minggu (2/8/2018).
Baca Juga : BI: Banten Peringkat Investasi Keempat Nasional
Sementara itu, ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menjelaskan gejolak nilai tukar yang terjadi hanya sentimen sementara.
“Itu kan sentimen sementara aja, fundamentalnya kan tidak segitu. Pengaruh penguatan dolar AS ini kan karena eksternal negatif saja,” kata Wimboh usai pertemuan dengan Jack Ma, di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Minggu (2/8/2018).
Dia mengungkapkan, pelemahan nilai tukar ini tidak akan mempengaruhi sektor jasa keuangan khususnya perbankan.
“Sektor jasa keuangan kita baik, likuiditas perbankan kita masih cukup. Pemerintah kan sudah menghitung semuanya, mudah mudahan cepat selesai lah,” jelas dia. (Red/Duy)
1 komentar