LEBAK – Sebagai daerah lumbung pangan, Kabupaten Lebak terus berupaya meningkatkan produksi pertanian, terutama padi, untuk itu pengalih fungsian lahan pertanian yang produktif dibatasi.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Lebak H. Ade Sumardi saat panen Demplot di Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Lebak, (14/02).
“ Jika terus dibiarkan lahan pertanian akan tergerus beralih fungsi menjadi pemukiman, pabrik dan lain-lain, oleh karena itu kita akan membatasi alih fungsi lahan pertanian, terutama yang produktif, ” ujarnya.
Wabup mengatakan, sebagai upaya menuju peningkatan hasil produksi pertanian, Pemkab Lebak memiliki 340 orang Manteri Tani Desa (MTD) yang bertugas untuk memberikan penyuluhan kepada para petani di daerah ini.
“ Untuk meningkatkan produksi harus memakai aturan yang benar cara bercocok tanamnya, makanya kita menyiapkan para manteri tani desa, ” papar Wabup.
Panen Demplot yang dilaksanakan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Suka Bungah ini menggunakan pupuk non subsidi dari PT. Petrokimia Kayaku.
Menurut ketua Gapoktan Suka Bungah Ruhyana, hasil yang diperoleh 10 Ton (Gabah Kering Pungut ) GKP per hektar, artinya ada peningkatan sebesar 2,5 ton GKP dibandingkan dengan menggunakan pupuk bersubsidi yang selama ini digunakan oleh petani.
“ Selain hasilnya meningkat, padi juga terlihat lebih bening, kuningnya tidak kusam, ” tuturnya.
Dikatakan Ruhyana, perbedaan harga tidak jadi masalah jika hasilnya lebih baik, karena selisih harga tertutupi oleh hasil produksi yang melimpah.
“ Kita tidak tertarik dengan pupuk subsidi, karena dengan 500 kwintal saya sudah tertutupi, apalagi ini sampai 2,5 ton lebih bayak selisih hasil produksinya, ” terang Ruhyana.
Dalam kesempatan itu, Ruhyana juga mengajak seluruh kelompoknya untuk respon teknologi, karena petani akan untung kalau hasil produksinya banyak.
Ia juga meminta agar pemerintah memperbaiki saluran irigasi, karena saluran irigasi yang ada sekarang ini kurang efektif untuk mengairi areal sawah di daerahnya. (bud/yaris).