PANDEGLANG – Terbilang intens mengunjungi Pandeglang, terakhir Presiden Joko Widodo mengunjungi Pandeglang saat meninjau pasca terjadinya tsunami di wilayah Carita beberapa waktu lalu. Kali ini, Presiden kembali datang ke Pandeglang untuk memastikan kesiap siagaan bencana khususnya masyarakat pesisir.
” Indonesia masuk kedalam ring of fire, saya ingin pastikan bahwa edukasi kebencanaan berjalan baik, karena kita tidak tahu bencana itu kapan akan terjadi,” kata Jokowi saat memberikan sambutan, di Kampung Sinarlaut, Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang, Senin (18/2/2019).
Ia juga meminta, seluruh masyarakat pesisir harus siaga bencana, oleh sebab itu, dirinya meminta Kementerian Sosial melakukan edukasi kepada masyarakat pesisir melalui program Tagana Masuk Sekolah (TMS) dan Kampung Siaga Bencana (KSB).
“Saya senang anak sekolah dan masyarakat sudah faham kesiap siagaan bencana. Bencana yang terjadi dari Allah SWT kita harus syukuri apapun yang terjadi,” ujar Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut juga, Jokowi berdialog dengan siswa siswi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Atas (SMA) , dan Masyarakat Kampung Siaga Bencana. Jokowi menanyakan, kepada tiga orang tersebut apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana.
“Kalau ada gempa, kita pegang kepala, cari meja dan ngumpet dibawahnya, setelah bencana reda saya akan lari keluar,” kata Muhamad Alan anak SDN 1 Panimbang.
Selain kepada anak SD, Jokowi juga menanyakan kesiap siagaan kepada salah satu warga Kampung Siaga Bencana (KSB) yaitu Ahmad Suryadi. Ahmad, panggilan akrab dari Ahmad Suryadi, mengatakan, dirinya saat terjadi bencana bersama Camat dan Tagana melakukan evakuasi warga diwilayah Kecamatan Panimbang.
“Alhamdulillah saat bencana, kami melakukan evakuasi selama 24 jam bersama Bapak Camat dan Tagana, memberikan pertolongan kepada masyarakat yang membutuhkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, program kegiatan ini dinamakan edukasi kesiap siagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Yang pertama program edukasi tindak lanjut arahan Bapak Presiden dalam rangka mengurangi resiko bencana, yang berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) , TNI, Polri dan Masyarakat,” paparnya.
Menurut Agus, kegiatan Ini untuk mempercepat terbangunnya pemahaman masyarakat akan pentingnya kesiap siagaan bencana.
“Masyarakat merupakan pihak pertama yang berhadapan langsung dengan bencana. Keberhasilan edukasi ini tergantung dari cepatnya pemahaman masyarakat yang kami berikan edukasi,” imbuhnya.
“Kegiatan TMS dilaksanakan dari tanggal 15 – 18 di 55 sekolah, delapan Kecamatan, dan 5.500 siswa SD, SMP, SMA, dan 725 guru,” jelasnya.
Terkait KSB, Agus memgatakan ada delapan Kecamatan yang difasilitasi sebagai KSB.
“Kampung siaga bencana Kecamatan Panimbang, Carita, Sukaresmi, Sumur, Cimanggu, Cigeulis, Cibaliung, dan cibitung,” pungkasnya.
Usai acara, Presiden Jokowi meninjau beberapa bantuan yang diberikan sebesar Rp. 1,374 miliar, yaitu bantuan paket lauk pauk 1000 unit, bantuan tenda serbaguna 10 unit, tenda gulung 150 lembar, velbed 100 unit, kids were 200 paket, food ware 200 paket, peralatan dapur keluarga 10 paket, mobil dapur umum lapangan 1 unit, dan motor dapur umum lapangan 1 unit.
Hadir dalam acara ini Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo , Gubernur Banten Wahidin Halim, Forkopimda Banten, Bupati Pandeglang Irna Narulita, Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Arban, Forkopimda Pandeglang, dan beberapa kepala OPD. (bud/yaris)