LEBAK – Stunting tidak hanya berkaitan dengan lambatnya pertumbuhan fisik anak yang disebabkan kurang gizi kronis, namun ditengarai berpengaruh kepada tidak maksimalnya perkembangan otak anak, hingga mempengaruhi kemampuan belajar dan mental.
Untuk menekan angka stunting di Kabupaten Lebak, diperlukan kesadaran semua pihak, diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) Lebak, Ade Sumardi saat menghadiri pembukaan Sosialisasi Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa dan penandatangan komitmen bersama dalam upaya percepatan penanganan dan pencegahan stunting, yang digelar di La Tansa Hall, Rangkasbitung, Lebak, Banten (30/07/2019).
“Penangnannya tidak bisa diurus oleh salah satu OPD (Organisasi Perangkat Daerah) saja, harus dikeroyok bareng-bareng,” ujar Wabup.
Wabup mengatakan semua OPD harus punya pemikiran yang nyata, untuk itu dirinya meminta agar para kepala OPD mengikuti kegiatan ini secara seksama agar memiliki pemahaman yang sama dalam penanganan masalah ini.
Sekretaris Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Rosidah Rahmawati, mengatakan bahwa partisipasi masyarakat sangat penting dalam kenvergensi, untuk itu Rosidah meminta kepala desa mengalokasikan Dana Desa (DD) bagi pembangunan SDM, untuk tatakelola desa guna meningkatkan wawasan masyarakat. Menurutnya, penggunaan DD di 74 ribu lebih Desa di Seluruh Indonesia berdapak pada pesatnya pembangunan di desa dalam menurunkan angka stunting.
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam konvergensi, menurut Rosidah diperlukan Rumah Desa Sehat untuk area perbincangan desa dan rembuk stunting selain sebagai tempat musyawarah desa.
“Partisipasi masyarakat sangat penting dalam konvergensi stunting, jadi perlu dibangun rumah desa sehat sebagai community center untuk advokasi dan literasi masyarakat,” imbuhnya.
Rosidah juga meminta agar masyarakat desa dijadikan subjek pembangunan, dilibatkan dalam perencanaan pembangunan di desa, sehingga dapat meningkatkan kwalitas perencanaan pembangunan di desa tersebut.
Untuk diketahui, stunting juga berdampak pada tingkat kecerdasan/kognitif, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan. (bud/yaris)