PANDEGLANG – Guna mendorong peningkatan produksi pertanian dan kemandirian petani di daerah irigasi, Kementerian Pertanian dengan Kementerian terkait lainnya membuat program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP).
Program ini melibatkan beberapa Kementerian diantaranya Kementan, Pekerjaan Umum, dan Bappenas.
Didi Direktur MPIU IPDMIP pada Kementan mengatakan, program ini dirancang dalam rangka meningkatkan produkrivitas dan pendapatan petani serta kedaulatan pangan di Indonesia.
“Pada program IPDMIP ini harus ada tiga unsur yang menjadi perhatian yaitu adanya benih, ketersediaan air, dan sumberdaya. Makadari itu dalam program ini ada Sekolah Lapang (SL) ini untuk membina para petani dalam pengolahan pertanian khususnya di daerah irigasi,” ujar Didi saat panen raya di Kampung Kamelang, Desa Gunung Cupu, Kecamatan Cimanuk, Selasa (2/7)
“Kesan saya pertama datang kesini sangat bahagia atas partisipasi aktif dari masyarakat setempat, dan terbukti dengan program ini produktivitas padi meningkat,” terangnya.
Sementara Bupati Pandeglang Irna Narulita mengucapkan terimakasih kepada Kementerian terkait karena Pandeglang bisa mendapatkan program yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.
“Semoga ini bisa menambah wawasan para petani kami, karena dari delapan Kabupaten dan Kota di Banten yang dapat program ini hanya Pandeglang dan Kabupaten Serang,” katanya.
Irna meyakini, dengan adanya SL para petani di delapan Kecamatan khususnya yang ditunjuk mengikuti program IPD MIP diantaranya Cimanuk, Cipeucang, dan Majasari akan lebih mengerti bagaimana pengelolaan irigasi yang baik.
“Jika sebelumnya belum efisien memanfatkan air, sekarang para petani dapat lebih paham akan pengolahan irigasi untuk pertanian di daerah irigasi. Harapan kita jadi lumbung pangan, ini tidak mustahil dan insya Allah terwujud oleh sebab itu pengelolaan irigasi ini terus berkelanjutan,” katanya.
Terpisah, Koordinator Penyulug (Korluh) Kecamatan Cimanuk Encep Juhendi membenarkan, jika dengan adanya program IPDMIP sangat signifikan dalam peningkatan kapasitas petani, salah satunya dengan adanya SL.
“Tujuan sekolah lapang adalah menerapkan teknologi dan sumberdaya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan, sehingga usaha tani lebih efisien, berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan,” tuturnya.
Dikatakan Encep, manfaat SL adalah agar petani memahami dan mau melaksanakan tatacara budidaya dengan benar, mulai dari penggunaan benih unggul, pemupukan, dan panen pasca panen supaya produksi meningkat. “Sebelumnya dalam satu hektar hanya 6,4 ton /hektar, dan sekarang sudah meningkat menjadi 8,2 ton/hektar,” katanya, seraya menambahkan,bahwapupuk yang digunakan urea 200kg/hektar, SP 100kg/hektar, dan NPK 150 kg/hektar.
Hadir dalam acara ini Kepala Dinas Pertanian Budi S Januardi, Kadis Ketahanan Pangan Moh. Amri, dan Camat Cipeucang Caswa. (dni/yat )