Penulis : Ali | Editor : Budi Harto
LEBAK – Warga masyarakat Desa Pasirkembang, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, mengapresiasi program sanitasi lingkungan berbasis masyarakat melalui Septiktank Komunal dari Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Lebak yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2019 sebesar Rp200 juta.
Hasan Basri, ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Desa Pasirkembang didampingi bendahara Moh. Jakaria ditemui media disela-sela kegiatan, mengatakan, Tahun 2019 Desa Pasirkembang mendapatkan program bantuan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat melalui septiktank dari Dinas Pu Cipta karya Kabupaten Lebak dengan jumlah dana sebesar Rp200 juta tersebut digunakan untuk pembuatan jamban atau septiktank bagi kelompok masyarakat sebanyak lima titik yang tersebar di Kampung Pasirkembang, Rajab, Rajab Sabrang dan Kampung Bandung.
“Dalam pelaksnaannya kegiatan tersebut dikelola langsung oleh kelompok swadaya masyarakat, hal ini untuk menanggulangi kebiasaan masyarakat pada saat buang air besar di kebun (dolbon) atau ke sungai akiba tidak adanya jamban atau wc di rumahnya,” ujarnya, Nunggu (13/10).
Sehingga,sambung dia, hal ini akan mengganggu terhadap kesehatan lingkungan. Untuk satu unit septitank komunal yang dibangun di tempat pemukiman masyarakat, nantinya dapat dimanfaatkan untuk 5-10 keluarga, terutama bagi masyarakat yang belum memiliki jamban atau tempat buang hajat di rumahnya.
“Ya, Alhamdulilah saat ini untuk ke lima unit sanitasi septiktank komunal pengerjaanya sudah mencapai 100 persen. Adapun relisasi anggran saat ini baru mencapai 70 persen,” imbuhnya.
Ia menambahkan, dari awal akhir pelaksanaan dapat berjalan lancar. Bahkan peran aktif masyarakat mensukseskan program ini sangat tinggi. Untuk itu dengan telah dibangunnya sanitasi lingkungan berbasis masysrakat diharapkan masyarakat dapat memeliharanya dari dengan baik.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Lebak, dalam hal ini Dinas PU Cipta Karya yang telah mengelokasikan dana untuk pembangunan sanitasi lingkungan atau septitank komunal yang betul-betul bermanfaat bagi masyarakat. Diharapakan program ini dapat berkesinambungan,” ungkapnya.
Ajum, salah seorang warga mengapresiasi terhadap program pembangunan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat melalui septitank tersebut, karena melalui program ini masyarakat yang tadinya tidak memiliki septitank untuk kepentingan buang air besar, masyarakat jadi punya rasa memilikinya.
“Sehingga masyarakat tidak repot-repot mencari tempat buang air besar, seperti ke kebun atau ke sungai yang biasa digunakan warga untuk buang air besar,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Pasirkembang Akhmad membenarkan untuk saat ini bantuan program sanitasi lingkungan berbasis masyarakat atau septitank komunal di desanya sudah dikerjakan dan di alokasikan di lima titik. Dan pelaksanannyapun dikerjakan oleh kelompok swadaya masyrakat atau KSM saat ini fisiknya sudah mencapai 100 persen.
“Saya berharap program ini bermanfaat bagi masyarakat yang sangat membutuhkan untuk menanggulangi kebiasaan masyarakat pada saat akan buang air besar. Dan, program ini salah satu program untuk menunjang kesehatan masyarakat setempat,” katanya.