Orang tua Rega Wansyah, Penderita Kanker Ganas di Lebak Butuh Bantuan saat ditemui media. (Foto/JM/Jay)
Reporter: Jay | Editor: Yaris
JUARAMEDIA COM, Lebak – Rega Wansyah (24), seorang pemuda penderita kanker ganas di Kampung Bangkalok, Desa Girimukti, Kecamatan Cimarga, terpaksa tinggal dikediamannya menahan rasa sakit dan menghentikan pengobatan kemoterapi secara intens.
Pasalnya, Edi dan Eha orangtua kandungnya, sudah tidak sanggup membiayai operasional pengobatan putra keduanya dari ketiga putra-putrinya. Saat ini ia sangat membutuhkan uluran tangan dan bantuan para dermawan untuk pengobatan.
“Penyakit yang diderita Rega, kita serahkan semuanya kepada yang maha kuasa, karena hingga saat ini kami belum kunjung mendapatkan bantuan operasional dari pemerintah setempat,” kata Eha Ibu Rega Wansyah saat ditemui dikediamannya, Minggu (15/12).
Menurut Eha, sudah hampir satu tahun Rega menderita kanker atau tumor ganas di usianya yang saat ini tengah menginjak 24 Tahun. Pihak keluarga sudah melakukan upaya-upaya demi kesembuhannya. Namun, karena terbentur biaya. Sehingga, ia bersama keluarganya hanya bisa pasrah dan lebih memilih merawat dikediamannya.
“Selama empat kali menjalani pengobatan di rumah sakit luar daerah, belum ada salah satu instansi di Kecamatan Cimarga yang menjenguk anak saya. Termasuk Pak Camatnya,” ujarnya.
Dia berharap semoga ada donasi yang mau membantu secara ikhlas untuk biaya operasional pengobatan kemoterapi kepada putranya.
“Intinya, kami sudah kehabisan materi untuk membiayai pengobatan putra kedua saya. Terlebih, suami (Edi- red) tidak memiliki penghasilan karena sibuk mengurus Rega,” ungkapnya.
Di tempat berbeda, Kepala Desa Girimukti, Abidin mengaku jika pihaknya selama ini sudah mengupayakan untuk mendorong Rega dapat menjalani pengobatan secara inten. Salah satunya, merekomendasikan kartu BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan menyalurkan sumbangan-sumbangan dari warga setempat.
“Memang untuk nilai mata uang yang disumbangkan dari beberapa warga tidak seberapa. Namun, jika keluarga Rega tidak pernah menerima bantuan dari Pemerintah Desa Girimukti dan warga sekitar. Saya rasa tidak benar,” kilah Abidin.
Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Cimarga Iptu Ahmad Rifai mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan Muspika setempat untuk mencari solusi untuk mendorong Rega agar kembali melakukan pengobatan secara inten.
“Dalam waktu dekat kami akan segera melakukan koordinasi. Karena ini bentuknya sosial, kita harus saling membantu,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala UPT Puskesmas Cimarga, Nanik menjelaskan jika pihaknya sejauh ini sudah melakukan upaya-upaya dalam mendorong penanganan pengobatan Rega. Namun, pihaknya hanya memiliki kewenangan merujuk dari Puskesmas hingga ke RSUD Adjidarmo atau RS Misi. Selebihnya, pihak RS yang memberikan rujukan ke RS sesuai kebutuhan pasien.
“Semestinya, Ibu Eha tidak perlu bercerita keluar. Karena, kami sudah berusaha melakukan sesuai tupoksi,” katanya.
Disinggung soal adanya intervensi terhadap Eha saat menjenguk Rega, pihaknya mengaku jika dirinya bukan mengintervensi agar Ibu kandung Rega berbicara kemana-mana. Namun, pihaknya hanya menganjurkan agar Rega diobati ke tenaga medis dan bukan ke Tabib.
“Saya bukan marahin, tapi kami menganjurkan agar Rega di rujuk ke Medis bukan ke Tabib,” kilah Nanik.
Kedepan kata Nanik, pihaknya akan berkoordinasi dengan muspika setempat untuk mendorong agar Rega dapat kembali menjalani pengobatan kemoterapi secara inten.
“Mari kita sama-sama mendorong agar Rega bisa menjalani pengobatan rutin,” ungkapnya.
Dihubungi melalui sambungan telepon, Camat Cimarga Zakaria tidak memberikan respon. Namun, Sekretaris Camat Cimarga, Sukma Wijaya menyebutkan jika Pak Camat sedang ada. Tetapi, posisinya entah dimana.
“Kebetulan saya sendiri menunggu beliau, kalau soal tanggapan Rega mendingan langsung ke Pak Camat Zakaria. Sebab, ranahnya ada pada pimpinan,” pungkasnya.