Membuat Tour Package ke Baduy Disertai Tour Guide Profesional
Laporan :Deni |Editor :Budy
JUARAMEDIA.COM – Untuk memudahkan para wisatawan, baik lokal maupun domestik untuk mengetahui suku Baduy di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten harus membuat Tour Package ke Baduy disertai dengan tour Guide yang profesional.
Hal demikian disampaikan Sudirman Ketua HPI Banten, dalam sebuah liris tulisannya, kepada media, Minggu, (18/01/2020).
Menurut Sudirman, Masyarakat/komunitas Baduy sebagai Daya Tarik wisata Budaya di Kabupaten Lebak Provinsi Banten satu satunya peninggalan ataupun warisan budaya yang masih lengkap dan utuh, jika dibandingkan dengan masyarakat adat di wilayah Banten Kidul Selatan, bahkan sampai dengan Sukabumi. Untuk lebih mengetahui tentang masyarakat baduy tentu harus mempelajari adat ataupun kehidupan masyarakatnya ataupun dengan rutin berkunjung dan juga membaca sumber sumber buku tentang Baduy.
“Agar kita, kami tidak salah menginterprestasikan tentang suatu obyek barang dan lain-lain. Sejak ditetapkan sebagai Kawasan wisata budaya tahun 2000-an oleh pemerintah Kabupaten Lebak , tingkat kunjungan wisatawan wisnus atau pun wisman adat ke Baduy semakin meningkat, walaupun catatan tidak terinci. Namun, dari penjaga pintu masuk ke Baduy setidaknya hampir 700 orang /minggu terutama di weekend,” terang Sudirman.
Dengan telah dicanangkannya kereta Listrik atau KRL sebagai angkutan massal menuju ke Rangkasbitung oleh Bupati Lebak Tahan 2018 lalu, dengan membagikan kartu MRT secara terbatas dan diperjuabelikan kartu tersebut kepada umum, maka dengan demikian orang melakukan perjalanan wisata ke Baduy sangat terbuka lebar kapan pun dan dimana pun.
“Untuk itu perlu jasa pemanduan wisata untuk memberikan pelayanan/ service dari Stasiun Rangkasbitung menuju Desa Kanekes. Dampak dari kemudahan Transportasi masal dan tekhnologi internet banyak bermunculan jasa pelayanan paket wisata ke baduy dalam bentuk Profit skarang, Open trip, Regular trip, Special interest, Field trip, Private trip,” katanya.
Dijelaskannya, apapun yang ditawarkan dan dijual oleh jasa penyelenggra wisata baik itu ASITA, ASPPI sebagai organisasi resmi biro perjalanan wisata ataupun pribadi pribadi, komunitas – komunitas seperti komunitas sepeda, komunitas geo wisata jelajah dan lain-lain ini memerlukan pelayanan prima mulai dari kedatangan sampai kembali ketempat semula. Umumnya paket wisata yang ditawarkan oleh Biro perjalanan wisata atau Travel agent dalam bentuk paket wisata /tour package mulai dari meeting point di Bandara, terminal, bahkan stasiun bahkan pelabuhan ini memerlukan pelayanan yang prima mulai dari Pick up oleh Tour Guide, pemilihan restoran yang standar, tarnsportasi yang nyaman dan akomaodasi penginapan yang memadai, bahkan pertunjukan kesenian masyarakat adat Baduy (sebagai attraction ) dan terakhir belanja (shopping). Ini semua memerlukan pelayanan standar wisata agar wisatawan merasa betah nyaman dilayanai oleh crew Travel agent.
Service package harus memenuhi fitur fitur yang dibuat oleh Travel agent
Supporting Facilities (sumber daya Fisik yang harus ada), Facilitating Goods (Materila yang diperoleh sebagai bagian dari jasa yang dibeli), Information (data yang diperoleh dari peneydia jasa untuk membrikan layanan yang efisien), Explicit service (Manfaat yang diperoleh dapat dirasakan oleh konsumen terhadap jasa/service yang disediakan),
Implicit service (Manfaat Psikolog yang diperoleh konsumen dengan layanan yang ada).
Diuraikan Sudirman, pembuatan paket wisata baduy haruslah lengkap informasi yang utuh sehingga traveler tertarik untuk membeli paket wisat yang ditawarkan. Fitur – fitur yang tidak kalah pentingnya adalah Explicite service dimana pelayanan jasa pemanduan sangat mememegang peranan penting dalm hal ini adalah jasa pemandu wisat (Tour Guide) ini pelayanan ini meberikan kepuasan kepada Wisman atau Wisnus apa bila pemanduan nya berdasarkan Standar Kompetensi (SKKNI) terdiri dari, Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan, Bekerjasama dengan lingkungan social yang berbeda, Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di tempat kerja.
“Termasuk Menegembangkan dan memutakhirkan pengetahuan budaya dan pariwisata, Menyusun rencana perjalanan wisata, Menyiapkan perangkat perjalanan, Menyiapkan informasi wisata, Melakukan pemanduan diobyek wisata, Memimpin perjalanan wisata, Melakukan interpretasidalam pemanduan wisata
Menangani situasi konflik,” terangnya
Ditambahkannya, bahwa penulis berpendapat sudah selayaknya para pemandu wisata memahami tugas dan fungsi berdasarkan SKKNI agar dalam menjalankan tugasnya wisatawan merasa nyaman dan mendapatkan pengetahuan yang baru yang akan mereka bawa dan cerita kepada rekan-rekan krabat untuk mengunjungi destinasi wisata lagi.
Khususnya di Masyarakat adat baduy pemandu wisata dibekali pelatihan tentang kehidupan masyarakat Baduy mulai kehidupan sehari hari, cara berpakaian, cara mereka bercocok tanam, cara mereka membuat gula aren, cara mereka bertenun dan sebagainya. Pemandu wisata local khusunya Baduy perlu berhari hari belajar banyak, agar pemandu wisata tidak merasa asing dan lebih akrab serta memahami adat budaya masyarakat Baduy.
“Seorang tour guide bahkan cenderung berbaur dan ikut memainkan kesenian khas mereka dan diberikan kesempatan untuk memainkan kesenian nya,
larangan yang tidak boleh dilanggar oleh wisatawan dan masyarakat local tetap berjalan di kehidupan sehari – hari dan mereka merasa tidak terganggu akan kunjungan wisatawan,” pungkasnya.