Petani Lebak Kembali Panen Padi
Penulis :Arya |Editor :Budy
JUARAMEDIA.COM LEBAK – Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten kembali memasuki panen padi dan sebelumnya Februari 2020 lalu, sehingga produksi pangan di daerah ini melimpah.
“Memasuki musim panen padi itu tentu cukup membantu persedian pangan keluarga dan peningkatan ekonomi,” kata Suhari (55) seorang petani di Blok Jaura Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu (29/03/2020).
Panen padi di wilayahnya seluas 100 hektare dan kini memasuki panen dari angka tanam awal Januari 2020, sebab petani di sini menggunakan benih sertifikasi dengan masa panen 90 hari setelah tanam (HST).
Mereka petani memanen padi juga berlangsung hingga April mendatang,sehingga dipastikan produksi pangan relatif aman dan cukup.
“Kami merasa tenang dan lega saat panen padi, terlebih adanya pembatasan sosial untuk pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19,” ujar Suhari sambil mengaku dirinya menggarap pertanian padi sawah seluas dua hektare dengan sistem bagi hasil dengan pemilik lahan.
Menurut dia, dirinya jika hasil panen padi itu bisa mengeruk keuntungan sekitar Rp30 juta bersih setelah dipotong pembelian pupuk dan biaya produksi lainnya.
Keuntungan seebesar itu, kata dia, pihaknya sangat terbantu pendapatan ekonomi keluarga,terlebih anak pertamanya tengah menimba ilmu di perguruan tinggi.
“Kami bisa menyisakan keuntungan itu untuk memperbaiki rumah,” imbuhnya.
Begitu juga petani lainnya, Ade (45) seorang petani warga Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak mengaku bahwa panen diwilayahnya relatif bagus dan tidak terserang hama dibandingkan tahun sebelumnya.
Panen padi di wilayahnya itu sekitar 65 hektare dipastikan menyumbangkan ketahanan pangan, karena sebagian dipasok ke luar daerah.
“Kami, jika panen seluas satu hektare bisa menjual beras sebanyak tiga ton dengan harga Rp9.000/Kg,sehingga bisa menghasilkan pendapatan ekonomi Rp27 juta,” tuturnya menjelaskan.
Saat ini, petani memasuki musim panen raya, karena padi yang dikembangkan bersertifikat unggul dengan masa panen selama tiga bulan.
Ia mengatakan, selama ini, usaha pertanian padi sawah di wilayahnya menjadikan andalan ekonomi dibandingkan tanaman palawija dan hortikultura.
Sebab, pertanian pangan sejak turun temurun dilakukan petani setempat.
Namun, saat ini kebanyakan petani di sini sebagai petani penggarap karena lahanya sudah dibeli oleh pengembang devoloper.
“Kami khawatir tiga tahun ke depan areal persawahan itu menjadi perumahan dan perkantoran,” tukasnya.
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Ade Fahroji mengatakan panen padi pada Maret sekitar 6.000 hektare dari tanam awal Januari 2020 dan panen tersebar di Kecamatan Malingping, Rangkasbitung, Cimarga, Kalanganyar, Cipanas, Muncang Wanasalam, Cihara, Panggarangan dan Bayah.
Panen padi itu tentu dapat menyumbangkan ketahanan pangan juga peningkatan pendapatan ekonomi petani.
Apalagi, saat ini harga gabah kering giling (GKG) di pasaran cukup tinggi dengan rata-rata Rp5.500/kg.
“Jika petani panen padi dengan produksi sebanyak delapan ton, maka penghasilan petani di atas Rp35 juta per hektare,” terangnya.