“Coretan di dinding membuat resah
Resah hati pencoret mungkin ingin tampil
Tepi lebih resah pembaca coretannya
Sebab coretan dinding
Adalah pemberontakan kucing hitam
Yang terpojok di tiap tempat sampah”.
(Lirik lagu iwan Fals).
Penulis :Arya |Editor :Budy
JUARAMEDIA.COM LEBAK – Acep Mukti Kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mulia Hati Insani (MHI) Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak mengatakan terus berusaha memberikan ruang kreatifitas yang besar bagi para siswanya, yang mencoret tembok, melukis ditempat sampah kita perhatian dan bakatnya kita salurkan lewat jalur yang benar.
“Pihak sekolah menyediakan sarana taman sekolah untuk di lukis oleh siswa dan hasilnya bisa di nikmati warga sekolah,” kata Acep Mukti, Kamis (19/3/2020).
Menurutnya, belajar tidak harus selalu di ruang kelas dengan mengejar nilai kognitif tinggi, yang hanya mengasah aspek pengetahuan (otak kiri) saja.
“SMK MHI mendesain program seni melukis ditaman sebagai wadah pemberdayaan kreativitas dan otak kanan para siswa,” ujarnya.
Jelas Acep, memiliki banyak kreatifitas yang terpendam. Kreatifitas peserta didik bisa dimunculkan oleh pendidik. Dengan diberikan panggung, kreatifitas siswa dapat muncul dan dapat lebih diarahkan.
“Dengan diberikan panggung di sekolah, kreatifitas siswa akan muncul sehingga tidak perlu mencari kreatifitas di luar lingkungan yang rentan tak terarah,” imbuhnya.
Dijelaskannya, semakin banyak aktivitas mengisi kekosongan waktu, semakin jauh para siswa dari perbuatan tercela.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran, implementasi Ketika diberi panggung, anak menjadi kreatif. Seni adalah salah satu kecerdasan dari kecerdasan majemuk,” terangnya.
Ia menambahkan, bahwa kegiatan ini sudah menginjak 2 tahun, dan mempunyai dampak yang sangat positif dalam membentuk karakter siswa, termasuk menginspirasi mereka untuk mencipta karya.
“Tujuan paling utama dan paling mendasar kegiatan kreatif ini adalah bahwa peranan seni budaya terhadap pembentukan karakter pribadi siswa yang harmonis, dengan memadukan unsur estetika, logika, kinestetika dan etika seorang siswa dalam era milenial sangat dibutuhkan,” ungkapnya.
Acep menambahkan, bahwa di era Revolusi Industri 4.0 ini, perpaduan berbagai keilmuan dan keterampilan sangat dibutuhkan dunia kerja. Dunia kerja membutuhkan insan-insan kreatif dan aktif mencipta karya.
“Berharap dengan diberi ruang siswa dapat membuka wawasan dan menyalurkan bakat pada tempat yang benar yaitu di sekolah. Dan melalui apresiasi ini akan memacu para siswa untuk terus kreatif, berkarya,” pungkasnya.