Pendapatan Jasa Tukang Sol Sepatu di Lebak Naik Ditengah COVID-19
JUARAMEDIA LEBAK – Pendapatan jasa tukang sol sepatu dan sandal di Kabupaten Lebak naik hingga tiga kali lipat ditengah pandemi corona baru atau COVID-19.
“Kami sejak adanya pandemi COVID-19 bisa menghasilkan pendapatan Rp250 ribu,padahal sebelumnya hanya Rp75 ribu/hari,” kata Dayat (45) seorang jasa tukang sol sepatu dan sandal saat berkeliling di Rangkasbitung dan sekitarnya di Kabupaten Lebak, Selasa (9/06/2020).
Naiknya pendapatan itu tentu tidak terdampak merebaknya pandemi COVID-19 itu, bahkan “kebanjiran” orderan dari masyarakat.
Dimana selama masa pandemi Corona itu kebanyakan aktivitas dan kegiatan masyarakat berada di dalam rumah.
Karena itu, dirinya merasa kewalahan melayani permintaan masyarakat untuk menjahit sepatu dan sandal yang kondisinya lepas dari perekat lem.
“Semua sandal dan sepatu itu dijahit menggunakan benang dan jarum sehingga kembali seperti baru lagi,” kata lelaki lulus SD itu.
Menurut dia, dirinya menggeluti profesi jasa tukang sol sepatu dan sandal sejak empat tahun lalu setelah penghasilan ojek motor pangkalan kalah saing dengan penggunaan teknologi daring.
Profesi jasa tukang soal sepatu dan sandal juga peninggalan orang tua yang berasal dari Kabupaten Garut, Jawa Barat tentu sangat membantu pendapatan ekonomi keluarga.
Bahkan, dua anaknya kini duduk di SMK Rangkasbitung dan satu lagi di Pondok Pesantren.
Pilihan menjadi profesi jasa tukang jahit sepatu dan sandal tidak mengeluarkan modal besar, namun setiap hari berkeliling masuk kampung keluar kampung di Rangkasbitung dan sekitarnya.
“Kami berjalan kaki hingga 20 kilometer/hari dan sejak pandemi COVID-19 pagi-pagi sudah mendapat penghasilan Rp100 ribu atau sudah 5 pasang dengan jasa rata-rata Rp20.000/pasang,” katanya.
Begitu juga jasa tukang sol sepatu dan sandal lainnya, Ujang (35) warga Kabupaten Lebak mengaku dirinya sejak tiga bulan hingga terakhir ini pendapatan terjadi kenaikkan hingga tiga kali lipat dari sebelumnya.
Kenaikkan pendapatan itu setelah adanya pandemi COVID-19, sehingga banyak warga berada di rumah dan tidak bekerja.
“Kami merasa kewalahan melayani warga yang memperbaiki sandal dan sepatu hingga 45 pasang dari sebelumnya 15 pasang/hari dengan jasa berkisar Rp15 ribu sampai Rp20 ribu/pasang,” ujarnya.
Sementara itu, Udin (54) warga Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya merasa terbantu perbaikan sepatu dan sandal menggunakan jasa tukang sol,sehingga bisa menghemat biaya dibandingkan harus kembali membeli di toko.
Kebanyakan warga di sini jika sandal dan sepatu lepas penguat lem tentu lebih baik menggunakan jasa tukang sol.
Lebih ironisnya, kata dia, profesi tukang jasa sol sepatu dan sandal di Rangkasbitung bisa dihitung jari tangan.
Sebab, dulu profesi tukang jasa sol sepatu hingga puluhan orang berkeliling, namun saat hanya satu hingga dua orang.
“Kami menjamin sandal dan sepatu setelah dilakukan jasa sol dipastikan kuat dan tidak jebol karena dilakukan jahit itu,” katanya. (ary/bud)