Pengrajin Bilik Nyaris Punah, Butuh Perhatian Pemerintah
JUARAMEDIA LEBAK– Kerajinan anyam-anyam bilik dari bambu menjadi ladang usaha bagi pengrajin bilik di Desa Pasirkupa Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak keberadaanya sekarang nyaris punah butuh perhatian Pemerintah.
Desa Pasirkupa Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak merupakan salah satu sentra pengrajin bilik di Lebak.
Hampir di tiap rumah di desa tersebut memproduksi bilik kerajinan anyam-anyaman dari bambu.
Sekarang hanya tinggal kenangan, lambat laun usaha pengrajin bilik tergerus dengan perkembangan tekhnologi, transpormasi bangunan rumah bilik ke bangunan permanen dari semen, bata dan herbel,” kata Eeng Pengrajin Bilik asal kampung Dikluk mesjid Desa Pasirkupa Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak, kepada media, Minggu (07/06/2020).
Menurutnya, warga membuat bilik 4 sampai 5 ilab bilik, mereka bisa menjual ke pengepul seharga 35 sampai 40 ribu,pendapatan warga bisa terbantu, mayoritas pengrajin anyaman bilik dan petani.
“Seiring perkembangan jaman perubahan dari bangunan rumah bilik ke tembok, sulit pemasarannya lambat laun usaha pengrajin bilik hampir punah,” ujar Eeng.
Walaupun ada pesanan bilik, imbuh dia, itupun hanya sebulan sekali terkadang tidak ada sama sekali.
“Sekarang tidak adanya pengepul pengrajin dikarenakan faktor kurangnya pemesanan, sulit bagi kami untuk memasarkanya. Disaat ini kami hanya mengandalkan dari hasil bertani,” ungkapnya.
Sementara itu Arif (75) menambahkan, sulit faktor pemasaran kerajinan anyaman bilik, sehingga banyak masyarakat enggan membuat bilik.
Aning (50) pengepul bilik mengaku sudah 30 tahun menggeluti usaha pengepul kerajinan tangan dari anyaman bambu, dulu usaha ini bisa diandalkan untuk menafkahi keluarga dan menyekolahkan anak.
“Tapi sekarang hampir tidak yang memesan bilik,” terangnya.
Dulu pemesanan bilik, kata Aning, selain kebutuhan lokal sampai bisa mengirim ke kota Bogor dan Jakarta, pengiriman bilik, bilik pasar maupun bilik hinis.
“Sekarang hampir tidak ada yang memesan bilik tergantikan dengan bata dan herbel untuk membangun. Dibutuhkan perhatian pemerintah, untuk memperhatikan nasib pengrajin anyaman bilik sebagai warisan seni budaya bangsa,” katanya. (ary/bud)