Kepala SMP Negeri 2 Warunggunung, Nonok Mulyati saat sosialisasi pembelajaran sistem Daring dan Luring, di Lebak, Kamis (16/07/2020).
JUARAMEDIA LEBAK – Dua pilihan terbaik belajar aman dengan Sistem Daring dan Luring dimasa pandemi Covid-19, Pastikan peserta didik dapat hak pengajaran dan pendidikan.
Hal tersebut disampaikan Kepala SMP Negeri 2 Warunggunung, Nonok Mulyati disela-sela sosialisasi pembelajaran sistem Daring dan Luring, di Lebak, Kamis (16/07/2020).
“Sejalan dengan gagasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini adalah merdeka belajar,” ujarnya.
Nonok Mulyati mengatakan, esensi Merdeka Belajar adalah menggali potensi terbesar para guru sekolah dan murid untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas belajar secara mandiri.
“Sepertinya gagasan ini seiring dengan kata pepatah Banyak jalan menuju Roma,” imbuhnya.
Dijelaskannya, aspirasi wali murid kita tampung ada yang memilih Kegiatan Belajar mengajar dengan sistem Daring dan ada juga yang memilih luring. Pihak sekolah akan melaksanan Sistem belajar Daring dan Luring.
“Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, sebagai tenaga pendidik tak boleh kehilangan cara untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan,” terang Nonok.
Menurutnya, salah satu cara yang tepat adalah dengan melakukan pembelajaran Daring (dalam jaringan) dengan menggunakan fasilitas komunikasi Handphone (HP) yang sudah sebagian siswa memilikinya.
“Meski belajar sistem Daring dirumah, pihak sekolah menerbitkan Standar operasional prosedur protokoler kesehatan Covid-19,” tandasnya.
Kata Nonok, untuk kepala sekolah, guru hingga siswa sehingga pembelajaran dilakukan sebagaimana mestinya.
“Kami tidak sembarangan, tapi diberikan SOP jadi belajarnya tertib,” tuturnya.
Ia mengaku, pihaknya saat ini mempersiapkan tenaga pengajar untuk menyampaikan pembelajaran dengan luring sesuai tempat yang disediakan oleh orang tua siswa.
Kemudian, papar Nonok, guru bisa memberikan tugas pada peserta didik tersebut. Peserta didik dipinjamkan buku paket sekolah.
“Untuk pembelajaran luring tetap tidak dilakukan tatap muka, dalam metode ini, guru mengunjungi siswa yang dikelompokkan atau klaster di daerah terdekat,” jelasnya.
Ia menambahkan, kalau tempat aman, peserta didik bisa berdiskusi kelompok, sehingga guru bisa melakukan pembagian tugas sebagai assesmen dan penilaian. Pembelajaran luring tetap menjalankan protokoler kesehatan dengan menggunakan masker juga jaga jarak, mencuci tangan yang disediakan wali murid.
“Kami berharap dua sistem KBM daring dan luring semua siswa bisa memahami dan belajar seperti biasa,” pintanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi mengatakan kebijakan pemerintah memperbolehkan pembelajaran siswa SD dan SMP dengan sistem daring maupun klaster untuk pencegahan COVID-19.
Namun, sambung dia, proses pembelajaran tersebut pihak sekolah mengembalikan kepada orang tua siswa.
“Jika orang tua siswa itu memilih proses pembelajaran klaster maka tidak ada masalah, dan sebaliknya jika orang tua mereka memilih daring maka tidak masalah juga. Yang penting anak-anak bisa belajar,” katanya. (ary/bud)