Komisi lll DPRD Lebak RDP Bersama Tiga Dinas
JUARAMEDIA LEBAK – Komisi III DPRD Kabupaten Lebak menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) secara marathon terkait realisasi anggaran penanganan Covid-19, Selasa (30/6/2020).
Ada tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang melakukan rapat dengan Komisi III, yakni Dinas Kesehatan (Dinkes), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial (Dinsos).
“Kami mau tahu sudah sejauh mana realisasi anggaran penanganan Covid-19 yang berada di 3 OPD tersebut, terkecuali Dinas Koperasi karena bukan mitra kerja kami,” kata Ketua Komisi III DPRD Lebak Yayan Ridwan.
Ternyata kata Yayan, untuk anggaran bidang kesehatan di Dinkes yang alokasinya sebesar Rp31 miliar, baru terserap Rp9 miliar atau baru sekitar 29 persen dan barangnya masih menumpuk di gudang kesehatan puskesmas mandala, Desa Kaduagung Timur Kecamatan Cibadak.
“Lalu anggaran Rp6,4 miliar untuk insentif personel gabungan di perbatasan yang baru terserap Rp2 miliar karena sekarang kan dihentikan. Nah, ini kami harus tanya sisanya akan digunakan untuk apa,” ujar Yayan.
Termasuk kata dia, soal refocusing tahap ketiga. Sementara di satu sisi anggaran hasil refocusing pada tahap kedua sebesar Rp181 miliar belum seluruhnya terserap.
“Dinas Koperasi aja belum terserap. Lalu kami tanya ke Dinsos berapa anggaran yang sudah terserap, sudah berapa persen. Saya dengar informasi ini masih di bawah Rp50 miliar, uang masih banyak jadi ngapain pemangkasan-pemangkasan lagi ke OPD,” pungkas Yayan.
Sementara Triatno Supiono Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak mengatakan, sampai akhir Juni ini penyerapannya masih rendah dari Rp31 millyar yang di anggarkan baru 9 sampai Rp10 millyar sekitar 30 persen yang baru terserap.
“Dan, Covid ini kita tidak tahu sampai kapan berakhirnya, anggaran Rp31 millyar itu di gunakan sampai 7 bulan ke depan dari Maret sampai Oktober,” terangnya.
Sementara itu, jelas dia, ada beberapa anggaran dan melihat situasi kondisi contoh untuk pengadaan rapid itu masih mengandalkan bantuan dari provinsi dan mengadakan juga dalam jumlah yang sedikit dengan melihat bentuknya adalah rapidnya yang swab bukan yang anti body tapi Gent, mengapa itu dilakukan untuk melihat akurasi revid itu sendiri, karena melihat di beberapa daerah ada yang reaktif ternyata setelah itu malah negatif.
“Tapi setelah di swab hasilnya positif, beberapa pertimbangan itu mengadakan rapid yang swab, yang mudah mudahan akurasinya bisa di pertanggung jawabkan,” ungkap Kadis Kesehatan, Triatno Supiono kepada Juara Media.com, di gedung DPRD Kabupaten Lebak.
Lebih lanjut, Ia mengatakan rapid ini mengacu pada yang dilaksanakan oleh Jawa Barat dan pihaknya beli juga di kisaran 4 ribu rapid. Pihaknya membeli itu yang 30 persen besarnya hampir merata lebih kearah pencegahan nya, misalnya untuk masker kain yang sudah dibagi bagikan itu dan masker di pelayanan, APD itu yang di utamakan.
“Jika tidak terserap semua akan dikembalikan ke kas daerah, dalam menggunakan anggaran itu akan hati hati sekali, karena kondisi APBD kita juga kecil, sehingga dalam mempergunakan dana itu sendiri lebih hati hati dan lebih sisi manfaatnya juga lebih di utamakan,” bebernya.
Triatno Supiono menambahkan, untuk warga yang sudah di repid test kurang lebih di tanggal 16 Juni jumlahnya 5334 orang, kalau sekarang dilakukan beberapa penambahan sekitar 8 ribuan.
“Kemudian dari tanggal 1 sampai tanggal 7, yaitu ada 5 ribu dan satu tambahan yang sangat besar buat kita, dan tolong dimanfaatkan, sehingga target 5 ribu itu bisa tercapai dan seharinya seribu,” katanya. (ade/bud)