LEBAK, JUARAMEDIA.COM – Kebakaran yang menimpa warga Badui Rabu (23/10) siang itu menyesakan dada bagi 24 kepala keluarga dengan penghuni sebanyak 84 jiwa terdiri dari 44 laki-laki dan 40 perempuan.
Peristiwa bencana itu tidak ada satu pun warga, karena mereka bekerja di kebun ladang, terlebih memasuki musim tanam padi huma.
Mereka saat ini tidak memiliki tempat berteduh setelah 16 unit rumah yang dibangun hingga ratusan jutaan rupiah itu hanya kurang satu jam hangus hingga rata dengan tanah.
Kebakaran begitu cepat, terlebih angin cukup kencang dengan terik matahari yang menyengat.
Rumah-rumah warga Badui yang terbuat dari bambu, kayu dan atap rumbia mudah terbakar.
Perabotan rumah tangga, pakaian, bahan pangan beras, bahkan uang warga pun Rp10 juta tak mampu diselamatkan.
Masyarakat Kampung Pencak Huni Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak hanya pakaian yang melekat di badan.
Mereka sesekali meratapi nasib juga terkadang memandang sisa-sisa rumah yang menyisakan abu dan potongan kayu yang sudah menjadi arang.
“Kami baru membangun rumah panggung, dinding bambu juga atap rumbia serta kayu menghabiskan dana Rp60 juta kini tiada, ” kata Mukri (55) seorang warga Badui korban kebakaran. di Lebak, Sabtu (16/10/2021).
Begitu pula Naldi (30) warga Badui mengaku dirinya, isteri dan tiga anaknya itu mendambakan kembali memiliki tempat tinggal dengan bantuan pemerintah.
Sebab, dirinya kini bingung karena tidak memiliki uang untuk membangun rumah.
Ia bersama warga lainnya korban kebakaran kini tinggal di tenda-tenda pengungsian.
Mereka terpaksa tinggal di tempat itu karena sudah tidak memiliki tempat kediaman.
Bahkan, perabotan rumah tangga hingga hangus terbakar.
“Semua warga korban kebakaran hanya pakaian saja yang melekat, ” katanya menjelaskan.
Sanim (30) juga korban kebakaran mengaku merasa kasihan anaknya yang berusia dua bulan tidur di tenda pengungsian sehingga cukup kedinginan dan juga pengap.
“Kami berharap pemerintah dapat membantu untuk kembali membangun rumah, ” katanya menambahkan.
Bupati Lebak Iti Octavia mengatakan pemerintah daerah siap membantu warga Badui yang menjadi korban kebakaran untuk dibangunkan kembali rumah mereka.
Pembangunan rumah warga Badui bisa menggunakan dana tak terduga (DTT) maupun perubahan anggaran.
“Kami berharap dalam waktu dekat bisa kembali membangun rumah warga Badui yang menjadi korban kebakaran itu,” katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama menyatakan diperkirakan kerugian kebakaran di permukiman masyarakat Badui mencapai Rp820 juta.
Beruntung, peristiwa kebakaran itu tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka- luka.
Kebakaran rumah warga Badui itu sebanyak 16 unit rumah dan satu unit rumah pangan.
BPBD Lebak juga mendirikan satu unit tenda untuk pengungsian dan membangun dapur umum.
Selain itu juga mendistribusikan bantuan logistik kedaruratan guna mengurangi risiko kebencanaan.
“Kami mengutamakan warga korban bencana kebakaran terpenuhi kebutuhan makan, ” kata Febby.
Tetua adat yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan pemerintah daerah tentu harus membantu untuk kembali membangun rumah warga Badui yang terbakar itu.
Pengalaman bencana kebakaran sebelumnya dibangun pemerintah setempat.
“Kami sudah melaporkan kebakaran yang dialami warganya itu pada Bupati Lebak, ” katanya.
Jaro Saija mengapresiasi bantuan terus mengalir sehingga terpenuhi kebutuhan bahan pokok sehingga tidak menimbulkan kerawanan pangan.
Bantuan bahan pokok dan kebutuhan lainnya itu dari BPBD, Tagana, Kemensos, Pemprov Banten, Alfamart hingga para dermawan.
“Kami berharap bantuan itu dapat memenuhi kebutuhan mereka, ” katanya.
Kepala Bagian Tata Usaha Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak Dede Ardiansyah mengatakan pihaknya kini membuka posko kesehatan guna mengantisipasi berbagai penyakit.
“Biasanya, penyakit yang menimpa korban bencana kebakaran itu mulai pegal-pegal,” katanya, (Arya)