Caption: MUI Lebak ketika menggelar dialog dan mendeklarasikan kerukunan antar agama
JUARAMEDIA, LEBAK, Mencegah konflik antara agama yang berbeda Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lebak menggelar dialog dan deklarasi kerukunan antar umat beragama., di Cafe Cak Alief, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin (12/12).
Ketua Komisi Ukhwah Islamiyah dan Kerukunan Antar Umat Beragama MUI Lebak Kh. A’la Rotbi mengatakan, kegiatan deklarasi ini dilatarbelakangi karena ada isu yang beredar bahwa umat Islam di Lebak, tidak toleransi kepada penganut agama yang berbeda.
” Sebenarnya itu adalah strategi kekuatan asing untuk menghancurkan kerukunan para penganut agama yang berbeda di Lebak, ” Kata A`La Rotbi
Mererespon hal tersebut, kata A`la Rotbi ,pihaknya ingin mencegah sedini mungkin agar konflik dan perang tersebut tidak terjadi.
” Ya ,salah satunya dengan kegiatan ini ” Katanya.
Apalagi kata A,`la Rotbi tahun 2024 mendatang Indonesia akan mengadakan pemilu serentak. Dalam kontestasi pemilu itu sambungbya pastinya akan ada isu yang bisa menghancurkan kerukunan antar umat beragama. Dengan itu, MUI Lebak berupaya agar konflik tersebut tidak terjadi.
” Kami pastikan, dan kami juga meyakini bahwa toleransi antar umat beragama di Lebak sudah paripurna sejak beberapa tahun silam, semoga tidak ada oknum yang menyulut permusuhan antar umat beragama di Lebak, kalau ada nanti kami pasti akan berikan pembinaan dan mediasi ketika umat beragama berkonflik karena kedamaian adalah hal yang wajib dipertahankan di Lebak,” imbuhnya
Untuk itu ,kata A`la Rotbi pihaknya berharap semoga semua elemen bisa menjaga kerukunan antar umat bergama. Sebab, Lebak adalah daerah yang heterogen dan cinta damai
“Semoga para kaum milenial, dan seluruh penganut agama yang berbeda bisa menjaga persatuan, dan kami harap tidak ada paham radikalisme di Lebak, hampir rata seluruh pemuka agama di Lebak kami undang dalam acara ini, baik Kristen, Konghuchu, maupun organisasi yang notabene Islam di Lebak,” Katanya.
Sementara itu, Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Lebak Kh.Badrusallam menambahkan, dalam moderasi beragama semua elemen harus bersatu serta mengedepankan nilai-nilai toleransi. Menurutnya, jika nilai toleransi tidak dikedepankan maka Indonesia akan mengalami kehancuran.
“Kita harus bersatu, insyaallah ketika kerukunan dijaga akan damai dan tidak ada perselisihan, patut diketahui NKRI bukanlah negara Islam tapi negara Pancasila yang mengakui beberapa agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing, jadi tolong jaga persatuan antar umat beragama,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, apabila di Lebak terjadi konflik antar umat beragama solusi utama untuk menyelesaikannya adalah dengan musyawarah.
“Jangan ada otoriter dengan kebersamaan, jika kita menyadari bahwa perbedaan itu adalah rohmat dari Allah, keindahan dan kenyamanan akan terwujud,” ungkapnya.
Badru menambahkan, Lebak harus bisa mengambil pelajaran dari sejarah Islam. Ketika adanya piagam Madinah.
Ditempat yang sama, Komandan Kodim (Dandim) 0603 Lebak Letkol Arh Erik Novianto mengaku, dirinya pernah bertugas di berbagai daerah. Menurutnya, isu sara di Indonesia sangatlah mudah di provokasi oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
“Saya pernah berdinas di mayoritas muslim di Aceh, mayoritas Nasrani di Manado. Banyak sekali masalah antara Nasrani dan Muslim. Banyak study kasus yang bisa saya dapatkan dan pelajari agar Kabupaten Lebak tetap damai,” ujarnya.
Ia memaparkan, sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena dengan duduk bersama, berdiskusi antar umat beragama akan menimbulkan solusi untuk mencegah perpecahan antar para penganut agama yang berbeda.
“Tapi sampai sekarang, Lebak masih kondusif, kalau misal terjadi konflik yang rugi adalah kita semua, saya harap semua elemen harus bisa menjaga keutuhan NKRI serta keutuhan itu terjadi karena persatuan,” katanya (arya)