Caption : Cor Beton Jalan Pasir Kuray-Cisitu Retak (belah)
JUARAMEDIA, LEBAK – Belum genap satu semester, Proyek reservasi jalan Pasir Kuray – Cisitu sepanjang 2 kilometer kini sudah kembali rusak. Pasalnya, dilokasi proyek jalan tersebut, banyak ditemukan patah pada ruas beton jalan itu, bahkan tembok penahan tebing ( TPT) ada yang sudah ambrol.
Proyek jalan yang berlokasi di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak dengan nilai yang cukup fantastis senilai Rp 11,6 miliyar itu, dan bersumber dari APBN TA 2023. Diduga dalam melaksanakan pekerjaannya terkesan asal jadi dan mengabaikan spesifikasi RAB yang telah ditentukan.
Pantauan di lapangan,Rabu, (1/5/2024) jalan yang merupakan kewenangan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), PPK 3, Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 2, Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VI itu selesai dikerjakan pada 4 bulan yang lalu.
Namun, kondisinya saat ini sejumlah titik telah kembali rusak. Diantaranya, pada bagian beton jalan, dan tembok penahan tebing (TPT) sudah ambrol.
Caption : TPT Jalan Pasir Kuray – Cisitu
Menurut Een Nurjaeni salah seorang warga Kecamatan Cibeber, jalan tersebut selesai sejak Desember tahun 2023 atau baru selesai 4 bulan lalu, dan dikerjakan pihak satker wilayah Banten, tapi kondisinya saat ini di sejumlah titik mengalami kerusakan.
” Pada bagian beton sudah patah dan berongga, pada bagian lainnya dari pekerjaan itu tembok penahan tebing juga ambrol.” katanya.
” Jelas pekerjaan begini hanya menghambur-hamburkan anggaran saja. Bayangkan, uang belasan miliar pelaksana dalam pelaksanaan pekerjaannya terkesan asal-asalan. Patut diduga material yang digunakannya tidak sesuai spesifikasi yang diharapkan.”kata Een kepada wartawan, Sabtu (4/5/2024)
Selain itu kata Een banyak ditemukannya titik kerusakan tersebut ini menandakan dugaan kualitas dan mutu sebagaimana yang diharapkan pada rigit beton fs 45 diduga tidak sesuai spesifikasi, sebab pada ruas beton sepanjang 2 km ditemukan patah berongga.
” Saya menduga lemahnya pengawasan dari pihak balai dan satker jalan sebagai Pejabat pembuat komitmen ada unsur kelalaian dan pembiaran kepada pihak pelaksana yaitu PT cipta infra optika” kata Een.
Senada dikatakan Kasepuhan Cibeber Abah Yoyo Yohenda. Menurutnya, pihaknya tidak setuju dengan adanya pernyataan, bahwa kondisi jalan tersebut patah – patah disebabkan dari dampak gempa Garut.
” Menurut abah itu kemungkinan karena kurang pembesian dan coranya tidak diangkut dengan mixer, melainkan pake Dump Truk, sehingga ketika datang ke lokasi coranya menjadi kering. Mustinya dengan anggaran belasan miliyar kualitasnya juga bisa dijamin bisa bertahan lama ” katanya, Sabtu (4/5/2024)
Abah Yoyo juga mengakui, bahwa waktu pelaksanaan kontraktornya tinggal di kediamannya. Namun hal itu bukan berarti Ia harus membela kontraktor.
” Kalau abah sih lurus – lurus saja, kalau pekerjaannya jelek ya kelak. Memang sekarang sedang diperbaiki, tapi abah tidak mau dianggap bersekongkol dalam hal yang tidak baik ” Kilah Yoyo.
Dikonfirmasi wartawan , Zakaria, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3 Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 2, Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional (BPJN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR ) wilayah Banten tidak merespons. (ade / jm)