Jadi Pilot Project ,  Pj Bupati Lebak Sebut Ada 2.119 Posyandu Aktif 

Caption : Ketua Umum Pembina Posyandu Se Indonesia Ny Tri Tito Karnavian ketika mendatangi Prasasti Posyandu Jeruk, didampingi Pj Gubernur Banten dan Pj Bupati Lebak 

JUARAMEDIA, LEBAK – Jadi Pilot Project Posyandu, Pj Bupati Lebak Iwan Kurniawan mengapresiasi kunjungan kerja Ketua Umum Pembina Posyandu Ny Tri Tito Karnavian

Senin (15/7/2024) bertempat di SMPN 1 Cibadak, Desa Pasar Keong, Kecamatan Cibadak, Ketua Umum Pembina Posyandu se-Indonesia, Ny Tri Tito Karnavian , dengan didampingi Pj Gubernur Banten Al-Muktabar dan Pj Bupati Lebak Iwan Kurniawan melakukan peletakan batu pertama ” Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)” Jaringan Perpipaan untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Sehari – hari 100 sambungan Rumah. Selain itu, dalam kunjungan kerjanya tersebut istri Mendagri Tito Karnavian  ini juga meresmikan Pos Yandu Jeruk sekaligus menandatangani prasastinya.

Dalam laporannya Pj Bupati Lebak Iwan Kurniawan, menyebutkan bahwa di Kabupaten Lebak terdapat 2.119 Posyandu Aktif.

” Masing-masing, 415 strata madya, Posyandu strata purnama 1.688, dan 9 Posyandu mandiri, dengan jumlah Kader sebanyak 10.195 Kader” kata Pj Bupati Iwan.

Selain itu Pj Bupati Lebak  Iwan Kurniawan, juga melaporkan tentang keberadaan PAUD di bawah lingkungan pemerintahannya.

Menurutnya, di Kabupaten Lebak terdapat sebanyak 831 PAUD, dan  terdapat 39 PAUD rusak (prioritas).

” Secara keseluruhan yang memerlukan intervensi sebanyak 299 PAUD. Meski demikian, permasalahan secara umum tertumpu pada Akseblitas, ketersediaan Sarpras dan SDM” kata Iwan.

Caption : Peletakan Batu Pertama SPAM

Pj Bupati juga mengatakan,  terdapat masalah dibidang kesehatan, terutama soal perbedaan dalam Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Elektronik Pencatat dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) sulit menemukan angka stunting dilapangan.

” Karena, masih banyak cakupan yang mendukung pencegahan stunting belum tercapai” kata Pj Bupati Iwan sambutanya.

Diantaranya, kata Iwan, pelayanan ibu hamil (65,8%), pelayanan ibu bersalin (67%),pelayanan bayi baru lahir (71,2%), cakupan asi eklusif (69,27%),prevalensi bumil kek (13,51%), prevalensi animea bumil (10,04%),prevalensi animea rematri (37,13%),prevalensi pelayanan catin (41,67%),dan prevalensi skrining layak hamil (27,3%).

” Sedangkan untuk RTLH, sebanyak 49. 431 unit, dan yang telah ditangani Selama kurun waktu 2017-2023 sebanyak 6.326 unit, dengan demikian sisanya yang belum tertangani 43.103 unit” pungkas Iwan.(yaris /jm)