Foto : Warga terpaksa menggunakan jalan milik PTPN tersebut, meski kondisinya rusak parah.
LEBAK – Tak ada pilihan, warga Desa Jayamanik, Kecamatam Cimarga, terpaksa menggunakan jalan milik PTPN Perkebunan Sawit, karena akses jalan desa mereka, terutama jembatan sudah lama ambrol dan tak di perbaiki. Sehingga warga terpaksa menggunakan jalan milik PTPN tersebut, meski kondisinya rusak parah.
“Tak ada pilihan, ya warga terpaksa harus menggunakan jalan milik perkebunan. Sekalipun jalan tersebut rusak parah, apalagi kalau musim hujan tiba, warga benar benar sangat darurat,” ujar Aminudin mantan anggota DPRD Lebak priode 2014-2019 kepada awak media, Minggu (1/9/2019).
Masyarakat Desa Jayamanik, kata Aminudin saat ini sangat kecewa dengan akses jalan menuju desanya. Pasalnya, desanya sudah lama terisolir dari kendaraan roda empat atau mobil.
“Kendaraan yang dapat menjangkau desanya hanya bisa dilintasi roda dua yakni motor, mobil sama sekali tidak bisa melintas akibat jalan yang rusak berat,” katanya
Kenapa kendaraan roda empat tidak dapat melintas, kata Aminudin bukan saja karena kondisi jalan desa dan kabupaten Lebak yang buruk. Jembatan yang menjadi akses yang menghubungkan empat desa yakni Desa Cimarga, Desa Sudamanik, Desa Margaluyu dan Desa Mayamanik putus atau ambrol sudah setahun lalu dan tidak ada tanda-tanda untuk diperbaiki. Sehingga, tidak dapat dilintasi kendaraan.
“Dalam aktivitas sehari-hari kami melintasi jalan perkebunan sawit yang kondisinya rusak berat. Kami terpaksa melintasi jalan perkebunan, karena tidak ada lagi jalan dapat kami lalui,” jelasnya.
Sebenarnya ruas jalan menuju empat desa tersebut, kata Amin sudah diajukan untuk segera diperbaiki melalui aspirasi pada saat reses atau musrembang desa dan kecamatan. Namun, nyatanya tidak ada realisasi sampai saat ini.
“Kami memperjuangkan agar jalan tersebut dibangun, bukan untuk pribadi atau golongan, ini murni suara rakyat,” tutur Amin.
Sementara itu, tokoh pemuda Desa Jayamanik Oji Saputra menambahkan, akibat infrastruktur yang buruk. Kehidupan warga Desa Jaya manik semakin susah. Hal tersebut dikarenakan banyak usaha warga tidak jalan dan bangkrut karena akses jalan yang buruk.
“Warga kami banyak yang mempunyai usaha pembuatan bata (lio) sehingga dapat menyerap tenaga kerja lokal. Namun, semuanya tidak berjalan, bahkan terpaksa gulung tikar akibat desa kami yang tidak bisa dilalui mobil, padahal desa kami tidak terlalalu jauh dari pusat pemeritahan daerah,” ungkapnya .
Untuk perbaikan jalan ini, kata Oji sebetulnya sudah diusulkan agar bisa menggunakan anggaran dana desa (ADD). Namun, menurut aparatur desa setempat tidak terkaver karena biayanya terlalu besar.
“Kami berharap pemerintah Kabupaten melihat kehidupan kami yang saat ini semakin susah, dan secepatnya jalan ke kami ini bisa dibangun,” pintanya. (ade/yaris)