Reporter/Editor : Entis/Budi Harto
SERANG – Firli Rizki Nur Adha adalah ironi sistem pendidikan di negeri ini. Semasa jadi pelajar di SMK Negeri 2 Kota Serang, remaja asal Ciracas, Kota Serang ini kerap mewakili daerah di kancah nasional. Bahkan mewakili bangsa Indonesia di kancah dunia.
Berbagai medali dan penghargaan atas prestasinya diberbagai lomba keilmuan, sudah banyak dia sumbang untuk sekolah, pemerintah kota, Provinsi Banten hingga Indonesia.
Tragisnya, berbagai prestasi yang diraih Firli berbanding terbalik dengan kondisinya saat ini. Firli harus menjadi buruh pabrik di Jakarta supaya bisa kuliah dan membantu orang tua.
Adi Supriyanto, salah seorang wali kelas di SMKN 2 Kota Serang mengungkapkan, selama mengeyam pendidikan di SMKN 2 Kota Serang jurusan listrik, Firli banyak menorehkan prestasi.
Dimulai pada 2016, Firli menjadi Juara 1 Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Kota Serang. Kemudian di tahun yang sama Firli mendapatkan juara 1 LKS tingkat Provinsi Banten.
Di tingkat nasional pada Juni 2016, ia mewakili Provinsi Banten dalam LKS di Nusa Tenggara Timur. Hasilnya dia berhasil menyabet juara 1.
Pada saat itu, Adi menjelaskan, tawaran datang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten kepada Firli untuk mewakili Provinsi Banten dalam LKS tingkat Nasional pada bulan Juni 2016 di Nusa Tenggara Timur.
“Dengan modal bismillah, kita pun berangkat ke sana. Firli Rizki pun tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan menyabet gelar juara ke-1 dan membawa pulang emas ke Banten,” ucapnya.
Tak berhenti ditingkat nasional, puncaknya pada 2018 lalu Firli yang mewakili Indonesia mendapatkan juara 1 Lomba Electrical Installation Word skills di Thailand dan Abu Dhabi.
Saat itu, Firli Rizki memberikan kabar kepada pihak sekolah, bahwa dirinya mendapatkan tawaran untuk mewakili Indonesia pada lomba Electrical Installation, Wordskills Asia 2018 di Thailand serta Abu Dhabi.
“Ya kita sampaikan saja, ikut serta dan bawa pulang emas. Eh ternyata, ia berhasil membuktikan kehebatan putra Banten dengan membawa pulang emas dengan mengalahkan 32 negara,” ujarnya.
Meski sudah membawa harum nama bangsa, rupanya perhatian dan kepedulian pemerintah terhadapnya belum dirasakan Firli yang berasal dari keluarga tidak mampu.
Sejak kelas 1, kata Adi, Firli Rizki telah memiliki kelebihan dari siswa lainnya. Selain nilai teorinya unggul, saat praktik juga Firli selalu lebih unggul dari seluruh siswa di SMKN 2 Kota Serang.
“Orangnya ramah, tidak bandel dan tidak suka nongkrong tak jelas besama siswa lainnya. Dia lebih suka menghabiskan waktu untuk belajar. Bahkan tak pernah ikut tawuran,” ungkap Adi saat ditemui di sekolah, Jalan Raya Ciceri, Kota Serang, Senin 4 Nopember 2019.
Meski dari keluarga tidak mampu, dikatakan Adi, semangat belajar dan ingin mengetahui Firli sangatlah tinggi sehingga banyak prestasi yang diperolehnya.
“Sekolahnya sangat rajin bahkan dari kelas 1 hingga kelas 3 selalu rangking 1,” ucapnya.
Karena prestasi yang menonjol inilah, pihak sekolah mengikut sertakan Firli dalam berbagai lomba.
Meski hingga saat ini tak pernah mendapatkan kompensasi atau pun reward dari pemerintah, hal ini tidak membuat kecewa pihak sekolah mau pun Firli Rizki. Karena niat dirinya mengikuti lomba karena ingin mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Ketika diminta keterangan soal prestasi-prestasinya itu, Firli Rizki mengaku tak memiliki waktu untuk menjelaskan. Dihubungi lewat telepon seluler, Senin 4 Nopember 2019, Firli mengatakan sedang sibuk bekerja di Jakarta.