Penyemprotan Desinfektan Di Sekolah dan Fasilitas Publik Oleh Satgas Covid-19 Diapresiasi Kepsek SMP Negeri 1 Rangkasbitung
JUARAMEDIA.COM LEBAK – Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Lebak gencar melakukan penyemprotan disinfektan ke sekolah dan fasilitas publik. Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah dan memutus penyebaran Virus Corona Disease (Covid-19) di wilayah Lebak.
Ade Apriadi, koordinator lapangan dari Satgas Covid-19 menyatakan, kegiatan penyemprotan disinfektan di sekolah-sekolah sebagai langkah awal menghadapi wacama sekolah tatap muka pada awal tahun depan.
Apalagi, kata dia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menyampaikan keputusan bahwa sekolah tatap muka akan dibuka. Walaupun, keputusan pembukaan sekolah tatap muka diserahkan kepada masing-masing pemerintah daerah.
“Satgas ingin penyebaran Covid-19 di Lebak terkendali. Karenanya, upaya menekan penyebaran virus terus dilakukan. Salah satunya, dengan melakukan penyemprotan disinfektan di sekolah-sekolah dan ruang publik,” kata Ade Apriadi kepada awak media belum lama ini.
Dijelaskannya, Beberapa sekolah yang dilakukan penyemprotan desinfektan, yakni SMPN 1 Rangkasbitung, SMPN 2 Rangkasbitung, SMPN 3 Rangkasbitung, SMPN 4 Rangkasbitung, dan SMPN 6 Rangkasbitung.
“Tidak hanya itu, beberapa sekolah SMA di Rangkasbitung juga telah dilakukan penyemprotan disinfektan beberapa hari lalu. Termasuk, fasilitas publik seperti perkantoran dan pasar tradisional,” terang Ade.
Sementara itu Kepala SMP Negeri 1 dan 2 Rangkasbitung H Sudirman mengapresiasi kegiatan penyemprotan desinfektan yang dilakukan oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Lebak tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi, hal ini agar penyebaran Covid-19 di Lebak cepat terkendali. Karena sampai sekarang, kasus Covid masih terus naik dan tercatat sudah mencapai 459 orang yang terpapar,” terang H Sudirman, saat ditemui diruang kerjanya, Sabtu (12/12/2020)
Lanjutnya, kegiatan penyemprotan disinfektan yang dilakukan Satgas Covid-19 Kabupaten Lebak. Walaupun kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring. Tapi, para guru tetap masuk ke sekolah. Karena harus mengisi raport menjelang akhir ajaran semester.
“Iya, kita sekarang melaksanakan KBM secara daring. Tapi, guru-gurunya tetap masuk. Ditambah lagi sekarang mereka sedang mengisi raport akhir semester,” ujarnya.
Terkait rencana pembukaan sekolah tatap muka, dia mengaku, menyerahkan keputusan tersebut kepada pemerintah daerah. Jika tahun depan sekolah dibuka maka kepala sekolah dan guru wajib melaksanakannya. Tentunya, harus tetap memperhatikan protokol kesehatan agar sekolah tidak menjadi klaster baru penyebaran virus corona.
“Prinsipnya sekolah akan mengikuti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Karena itu, kita siapkan tempat cuci tangan dan ruang kelas yang sesuai dengan standar protokol kesehatan,” pungkas Sudirman. (ade/JM)