Caption : Danramil 0302 Warunggunung Kapten Arh Abdul Rosyid Jadi Pembina Upacara di Perguruan Mathla’ul Anwar Cibuah
JUARAMEDIA.COM.LEBAK – Danramil 0302 Warunggunung Kapten Arm Abdul Rosyid didaulat menjadi pembina Upacara Kenaikan Bendera Merah Putih di Perguruan Mathla’ul Anwar Kecamatan Warunggunung.Senin, (6/2/2023).
Dihadapan ratusan siswa SMP dan SMK Mathla ‘ul Anwar serta guru, Kapten Arm Abdul Rasyid menyampaikan materi wawasan kebangsaan di era globalisasi dan pentingnya kedisiplinan bagi siswa serta ilmu pengetahuan.
“KIta sampaikan banyak hal kepada siswa diantaranya wawasan kebangsaan dalam menghadapi era globalisasi, lalu ilmu pengetahuan, serta kedisiplinan bagi siswa agar kelak mereka bisa menjadi pribadi yang bertanggungjawab dalam semua hal,” Ujar Kapten Arm Abdul Rasyid Danramil 0302 Warunggunung
Menurutnya, penguatan nilai-nilai bangsa dan pemahaman tentang bangsa Indonesia sebagai pondasi untuk mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa, hingga memperkuat pertahanan terhadap berbagai pengaruh perkembangan zaman di era globalisasi saat ini.
“Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta komunikasi saat ini menjadi faktor penting,akan tetapi harus diimbangi dengan wawasan kebangsaan,” ujarnya.
Kepala SMK Mathla’ul Anwar Erik Heriana mengaku terimakasih kepada Koramil 0302 Warunggunung atas kehadiran Unsur TNI menjadi pembina upacara.
”Saya apresiasi kepada unsur TNI yang telah berperan ikut membina siswa dimana pada saat ini terjadi degradasi moral para siswa terkait dengan kedisiplinan pasca pandemi covid-19 dimana pada saat itu para siswa belajar secara online selama kurang lebih dua tahun, sehingga mempengaruhi pola fikir dan belajar serta kedisiplinan siswa,” kata Erik
Dijelaskannya, pemahaman wawasan kebangsaan menjadi hal yang sangat penting untuk menghadapi berbagai tantangan dan perkembangan teknologi bagi siswa di era digital,apa yang tadi disampaikan Pak Danramil.
“Utamanya bagi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa,”
Berbagai tantangan dan perkembangan yang harus dihadapi tersebut, seperti terbukanya arus informasi dari seluruh dunia di era revolusi industri hingga terbukanya arus globalisasi yang membawa budaya-budaya asing.
Kemudian mudahnya masuk ideologi lain yang bertolak belakang dengan bangsa Indonesia, potensi terkikisnya nilai-nilai yang dimiliki bangsa, hingga lunturnya nilai-nilai kebangsaan.
“Untuk itu, berbagai hal yang dapat dilakukan, diantaranya yakni melalui penguatan wawasan kebangsaan dalam dunia pendidikan di luar maupun di dalam kelas. Kemudian, pembinaan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air melalui program pendidikan pancasila dan kewarganegaraan secara berkelanjutan,” pungkasnya. (arya).