Caption : Rusmedi aktivis LP3KN ketika memperlihatkan bibit manggis yang mati di salah satu kelompok tani
JUARAMEDIA,LEBAK- Dinas Pertanian Kabupaten Lebak dituding cari keuntungan pada program pengembangan tanaman manggis TA 2023. Pasalnya, benih tanaman manggis yang disediakan diduga berkualitas rendah. Selain itu dinilai tak mempercayai kualitas benih produk lokal Kabupaten Lebak.
” Masa belum seminggu mereka diterima kelompok tani benihnya sudah banyak yang mati. Bahkan informasi yang kami terima juga harganya cukup mahal hingga mencapai Rp 45 ribu /batang. Padahal benih lokal dengan kualitas yang sama harganua cuma Rp 28 ribu / batang ” Ujar Rusmendi Aktivis Lembaga Pelapor Pemantau Penyalahgunaan Keuangan Negara (LP3KN) kepada wartawan ini di Rangkasbitung, Rabu (5/4/2023).
Menurut Rusmedi, program tersebut merupakan bantuan luar negeri melalui Dana Hibah Kementrian Pertanian,Islamic Solidarity Fund Development, Qatar Fund For Development Islamic Bank ( IsBD),Sebesar USS 50 juta (Rp 1,6 miliar) dari pinjaman Internasional Fund For Agriculture Development (IFAD) untuk pengembangan pada 14 komoditas di 13 kabupaten di Indonesia.
” Ya itu tadi untuk di Kabupaten Lebak nilainya mencapai Rp 1,6 miliar” Imbuh Rusmedi.
Karena itu kata Rusmedi, pihaknya mendesak aparat penegak hukum untuk segera menyelidiki, dugaan korupsi pengadaan bibit manggis di Dinas Pertanian Kabupaten Lebak ini.
” Secara resmi kami juga akan membuat laporan kepada aparat penegak hukum” Tandas Rusmedi tanpa menjelaskan kapan membuat laporannya. (budi)